Sabtu, 29 Juni 2013



Mengecam tindakan SBY-Boediono yang telah semena-mena menuduh dan menangkap 17 petani di Riau !
“Bebaskan 17 Petani dan cabut izin perusahaan pemabakar lahan hutan di Riau”

Salam Demokrasi!
Kabut Asap dari kebakaran hutan di Sumatra yang dalam beberapa waktu terakhir ini cukup menggemparkan dunia Internasional karena telah dan terus menyelimuti negara tetangga“Singapura dan Malaysia”, kini telah menimbulkan berbagai tuduhan dan kriminaliasai terhadap rakyat.  Kabut asap ini merupakan polusi terburuk, sehingga berbagai pihak mendesak Indonesia untuk mengambil langkah guna mengatasi kebakaran hutan dan polusi udara tersebut.

Asap yang ditimbulkan dari pembakaran hutan tersebut, sebenarnya berasal dari pembakaran lahan hutan untuk kepentingan perusahaan. Berdasarkan data dan informasi dari berbagai sumber yang diperoleh FMN, Di Sumatera terdapat 117 perusahaan, 84 perusahaan merupakan pemegang konsensi  hutan  tanaman industri, sedangkan 33 perusahaan lainnya merupakan perusahaan di bidang perkebunan dan sebagian besar berada di Provinsi Riau. Menurut Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, dari jumlah tersebut, terdapat 8 perusahaan milik negara Malaysia yang diduga melakukan pembakaran hutan di Riau dan Jambi untuk membuka ladang baru. Kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Langgam Inti Hibrida, PT bumi Rakksa Sejati, PT Tunggal Mitra Plantattion, PT Udaya Loh Dinawi, PT Adei Plantation, PT Jatin Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industri dan PT Mustika Agro Lestari.

Meski sudah terbukti bahwa kabut asap yang ditimbulkan karena pembakaran lahan hutan untuk kepentingan perusahaan, bukan timbul karena pembukaan lahan oleh para petani, anehnya pihak pemerintah yang saat ini dibawah kuasa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ada tindakan tegas terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Namun sebaliknya, para petani yang berada disekitar  lahan hutan di Riau, khususnya kaum tani yang berada disekitar hutan yang terbakar tersebut telah dijadikan kambing hitam atas pembakaran lahan hutan yang dilakukan oleh perusahaan.

Melalui aparat kepolisian Riau, pemerintah bahkan telah menangkap 17 Petani Riau dengan tuduhan telah membakar lahan hutan,- (http://news.detik.com). Tentu hal tersebut sangat  tidak masuk diakal, karena tidak mungkin 17 petani dapat membakar lahan hutan yang begitu besar di Riau sehingga dapat menimbulkan kabut asap yang sangat besar. Para pemilik perusahaanlah yang membakar lahan hutan dengan skala besar sehingga menimbulkan kabut asap yang besar hingga menyebar ke negara tetangga.
Kejadian ini membuktikan, bahwa sikap rezim SBY-Boediono lebih berpihak kepada perusahaan perkebunan tuan tanah besar dan asing dari pada berpihak kepada rakyatnya, dan tindakan SBY melalui kepolisian dengan “ngawur” menangkap para petani tanpa ada bukti yang kuat, merupakan tindakan yang fasis yang menindas rakyat.

Atas kejadian tersebut, kami dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Palangka Raya Mengecam tindakan SBY-Boediono yang telah semena-mena menangkap 17 petani di Riau. FMN juga mendesak kepada Pemerintah dan segenap jajaran pimpinan Kepolisian Provinsi Riau dan Mabes Polri untuk segera membebaskan 17 Petani yang telah ditangkap tersebut. Serta menindak tegas para pemilik Perusahaan yang membakar lahan hutan sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan dan pencemaran polusi udara. FMN Cabang Palangka Raya juga Menutut:

1.            Bebaskan 17 Petani Riau yang ditangkap tanpa syarat !
2.            Hentikan kriminalisasi dan kekerasan terhadap kaun tani !
3.            Perusahaan perkebunan skala besar harus bertanggung jawab atas pembakaran dan kabut asap yang ada di Riau !
4.            Segara cabut izin perusahaan pemabakar lahan hutan di Riau !
5.            Hentikan perampasan dan monopoli tanah kaum tani !
6.            Jalankan reforma agraria sejati secepatnya!
Bersama ini, FMN Cabang Palangka Raya juga mengajak kepada seluruh Mahasiswa Indonesia khususnya di Kalimantan Tengah, untuk bersatu dan berjuang bersama kaum tani, untuk mendapatkan hak atas tanah.
Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hidup Mahasiswa Indonesia !
Hidup Kaum Tani Indonesia !
Hidup Rakyat Indonesia !
Jayalah Perjuangan Rakyat !
Palangka Raya, 29 Juni 2013

Front Mahasiswa Nasional Palangka Raya


M. Fachrulryannor
Kordinator Cabang


Minggu, 23 Juni 2013


"Bangkitkan, Organisasikan dan Gerakkan Massa Pemuda Mahasiswa Untuk Berjuang Bersama Rakyat"
Anggota FMN Palangka Raya dan Sekjend PP FMN


Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pada hari sabtu 22 Juni 2013 Front Mahasiswa Nasional (FMN) Palangka Raya di deklarasikan sebagai Organisasi Pemuda-Mahasiswa yang berdomisili di Ibu Kota Kalimantan Tengah yakni Palangka Raya. Acara Deklarasi yang bertemakan "Membangun Organisasi Massa Mahasiswa Sejati Sebagai Wadah Persatuan, Belajar dan Alat Berjuang" ini dihadiri oleh Sekjend Pinpinan Pusat FMN, L. Muh. Hasan Harry Sandy AME.

Dalam acara deklarasi tersebut hadir juga beberapa organisasi yaitu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Tengah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Palangka Raya, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Palangka Raya, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) Cabang Palangka Raya, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palangka Raya, Barisan Oposisi Mahasiswa Bima Kalteng (BOM-BK) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Palangka Raya serta beberapa individu mahasiswa lainnya.

Dalam pidato sambutanya Sekjend FMN yang akrab disapa Uge ini merefleksi tentang perkembangan organisasi FMN yang lahir dalam sejarah kelam dan massifnya pemberangusan gerakan rakyat. Uge juga menegaskan garis politik dan garis perjuangan FMN. Pada penutupan pidatonya Uge menyampaikan pesan dan kesan untuk kawan-kawan FMN Palangka Raya sebagai Berikut:

"Atas nama, segenap Kolektif Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Pusat (PP-DPP) dan keluarga besar Front Mahasiswa Nasional (FMN), Kami sampaikan “SELAMAT” atas terbentuknya komite Organisasi Front Mahasiswa Nasional (FMN), tingkat Kampus (UNPAR) dan di tingkat kota sebagai Wujud terbangunnnya satu basis Organisasi tingkat Ranting dan Cabang, yang akan eksis secara politik dan organisasi bersama massa, anggota dan organisasi massa dan gerakan mahasiswa lainnya secara khsuus dan organisasi massa Rakyat lainnya secara umum.
Dengan demikian, atas nama Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Pimpinan Pusat FMN, Saya Nyatakan Pengakuan atas keberadaan FMN di Palangkaraya sebagai salah satu Cabang FMN yang kemudian disebut FMN Cabang Palangkaraya. Yakni sebuah Cabang yang akan  mengkoordinasikan setiap ranting dalam menjalankan seluruh aktifitas dan progam secara politik dan organisasi ditengah massa. Dan kepada Kawan-kawan sekalian, para tamu Undangan dan hadirin yang hadir
"Sebagai penutup, dengan salut dan bangga, kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi seluruh jajaran organisasi atas konsistensi dan setiap kerjakerasnya dalam memecahkan persoalan massa dan organiasasi. Bangga atas setiap usahanya untuk memperhebat perjuangan, massa mahasiswa pada khususnya dan perannya dalam mendukung perjuangan rakyat pada umumnya. Terakhir, mari bersama-sama untuk kita terus saling bahu-membahu, saling memandu dan saling memajukan serta, bersama-sama sekuat tenaga untuk (Sekali lagi) memperbaiki, memperbesar dan memperkuat Organisasi. Secara khusus, tugas kita semua untuk menyiapkan diri menyambut dan memeriahkan kampanye global 2013 dalam menyikapi pertemuan APEC dan WTO pada bulan Desember mendatang, sekaligus sebagai rangkaianpenyelenggaraan konferensi internasional pemuda rakyat dunia sebagai tonggak persatuan pemuda anti Imperialisme skala dunia".

Kemudian acara peresmian atau deklarasi FMN Palangka Raya yang di pimpin langsung oleh Sekjend PP FMN dengan memanggil satu-persatu pengurus Cabang dan Ranting lalu kemudian ruangan menggema dengan lagu Mars FMN yang dinyanyikan oleh anggota FMN dan peserta mengikuti sambil mulai berdiri.

Pesan Solidaritas dari Organisasi undangan yang hadir:
  1. Walhi Kalimantan Tengah (Ahmad Fandy): Terimakasih atas penyelenggara yang memberikan kesempatan kepada kami untuk hadir serta mengikuti rangkaian dalam acara Deklarasi FMN Palangka Raya. Terlebih dahulu saya sampaikan permintaan maaf dari Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Terngah tidak bisa menghadiri acara ini karena beliau sedang berada di luar kota. Namun hal ini tidak mengurangi sedikitpun niat kami untuk menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya serta mengucapkan selamat atas deklarasi FMN Palangka Raya. Harapan besar saya mengikuti setiap jengkal langkah organisasi ini, yang mana harapan saya organisasi ini nantinya akan berjalan lebih maju serta dapat berjuang bersama rakyat untuk mencoba menjawab persoalan-persoalan yang mereka hadapi khususnya di sektor Pemuda-Mahasiswa dan rakyat indonesia pada umumnya.
  2. GMNI Cab. Palangka Raya (Ricky Kaharap): Terimakasih kawan-kawan FMN atas undangan serta memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pesan solidaritas. Salut dan apresiasi yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada kawan-kawan FMN Palangka Raya yang sesaat lagi akan dideklarisasikan. Saya yakin dengan hadirnya FMN di Palangka Raya pada khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya akan menambah "daya gedor" perjuangan mahasiswa. Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat !
  3. GMKI Cab. Palangka Raya: Selamat dan sukses untuk kawan-kawan FMN Palangka Raya, karena hari ini kita akan menjadi saksi lahirnya sebuah organisasi gerakan yang akan mewarnai perjuangan mahasiswa yang khusunya ada di Palangka Raya ini.
  4. KNPI Kota Palangka Raya (Endra Darmaji) : Mewakili kawan-kawan dari KNPI Kota Palangka Raya, saya ucapkan selamat atas terbentuknya FMN Palangka Raya. Dan kami dari KNPI Kota Palangka Raya akan selalu membuka diri kepada kawan-kawan semua untuk melakukan aktivitas-aktivitas ataupun kegiatan yang nantinya akan diselenggarakan oleh FMN Palangka Raya. Sekali lagi saya sampaikan selamat untuk kawan-kawan FMN Palangka Raya. Hidup Pemuda ! Hidup Rakyat Indonesia !
  5. BOM-BK (Rajulan) : Selamat dan apresiasi atas satu langkah kongkrit yang dilakukan oleh FMN Palangka Raya dengan dideklarasikannya organisasi mahasiswa yang nantinya akan menambah jumlah perlawanan atas ketidak-adilan disini karena kita dilahirkan untuk melawan ketertindasan. Medeka ! Hidup Mahasiswa !
  6. PMKRI (Theodorus Timo) : Selamat dan sukses atas dekralarasi FMN Palangka Raya. Terimakasih.
  7. BEM UNPAR (Daeng Andi) : Selamat kepada bung-bung dari FMN Palangka Raya atas deklarasinya. Semoga dapat memperkuat barisan aliansi kita dalam menyikapi kondisi rakyat indonesia pada hari ini. Hidup Rakyat !
Foto Kegiatan:
FMN Palangka Raya Bersama Sekjend PP
Tamu Undangan dari berbagai Organisasi di Palangka Raya
Ucapan Selamat

Jumat, 21 Juni 2013

Gerakan Mahasiswa (GERAM) Palangka Raya kembali melakukan aksi untuk merespon kebijakan pemerintah yang memustuskan menaikkan harga BBM. Jika aksi yang lalu (17/6/2013) GERAM melakukan aksi di Bundaran Besar Palangka Raya dan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, kali ini GERAM menggelar aksinya di Gerbang Kampus Universitas Palangka Raya.

Aksi yang dimulai sesaat setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM ini melibatkan sedikitnya 50 orang mahasiswa. Dengan menggunakan pengeras suara dan beberapa bendera lembaga, aliansi mahasiswa ini memulai aksinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian di ikuti dengan orasi dari masing-masing perwakilan lembaga. "Kami mahasiswa yang tergabung dalam aliansi GERAM, menolak keputusan pemerintah menaikan harga BBM", Ujar Kordinato Aksi, Tri K. Atmaja.--keterangan

"Pemerintah masih mendapatkan keuntungan yang besar dibalik alasan-alasan yang disampaikan. Dengan Alasan pembengkakan Anggaran akibat Import yang tinggi, pemerintah masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1, 498 Trilliun/tahun, dari selisih jumlah Import yang dilakukan dengan riil kebutuhan Import. Sedangkan dari Alokasi angaran yang dialokasikan untuk 46,1 Kl dengan nilai Rp. 69,150 T/tahun, Pemerintah mendapatkan keuntungan mencapai Rp. 30 T. pertahun dengan kebutuhan riil yang hanya mencapai Rp. 69, 120. T. jadi total keuntungan pemerintah dibalik Alasan tersebut, mencapai Rp. 31, 5 T" Ujar Tri.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan saat aksi, GERAM menyatakan bahwa segala upaya pembenaran yang di gembar-gemborkan oleh pemerintah untuk menaikkan harga BBM hanya omong kosong belaka dan pembodohan terhadap rakyat. GERAM juga mengecam sikap kepala batu pemerintah yang bersikeras untuk tetap menaikkan harga BBM meskipun mendapat aksi penolakan dari rakyat di berbagai daerah. 

Aksi ini juga sempat diwarnai kericuhan saat aparat kepolisisan yang menjaga ketat aksi memadamkan ban yang dibakar oleh mahasiswa. Beruntung aparat keamanan Polres Palangka Raya segera mundur setelah mencoba memasuki area kampus

Seperti diketahui, keputusan pemrintah untuk menaikkkan harga BBM akhirnya sudah final. Setelah kenaikan harga BBM resmi diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik dengan harga Bensin Rp. 6,500,- dan Solar Rp, 5.500,-. Kenaikan harga BBM tersebut dimulai pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB.

Redaksi; Tri K. Atmaja (Kordinator Bidang Pendidikan dan Propaganda FMN Palangka Raya)

Foto Aksi:






Press Release
“Tolak Kenaikan harga BBM-Hentikan Monopoli atas seluruh Sumber daya alam dan Energy Indonesia”

Salam Demokrasi!
Sejak awal hingga pertengahan tahun 2013 ini, rakyat Indonesia terus dihadapkan dengan berbagai situasi social, ekonomi dan, politik yang terus mendorong rakyat dalam jurang kemerosotan. Dalam situasi demikian, Rakyat juga tak hentinya dipukul dengan berbagai kebijakan pemerintah yang kian menghimpit dengan beban penderitaan yang berlipat-lipat.

Diujung Quartal kedua tahun 2013 ini (Juni), Rakyat kembali digemparkan dengan rencana kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Kebijakan pemerintah tersebut tentu saja akan menyebabkan rakyat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Terlebih sejak awal tahun lalu, rakyat telah dihantam dengan dua kali kenaikan tarif dasar listrik,-TDL (Januari dan April), kemudian disusul dengan kenaikan harga kebutuhan pokok secara beruntun.

Dalam pengalaman tiga kali penaikan harga BBM selama pemerintahan SBY hingga rencana penaikan keempat kalinya saat ini, Pemerintah selalu menggunakan alasan yang sama, utamanya yakni: a). Untuk penyelematan anggaran (APBN) dari pembengkakan subsidi, b). Karena naiknya harga minyak dunia, c).  Karena subsidi yang tidak tepat  sasaran. Kenyataannya, pemerintah masih mendapatkan keuntungan yang besar dibalik alasan-alasan yang disampaikan. Dengan Alasan pembengkakan Anggaran akibat Import yang tinggi, pemerintah masih mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1, 498 Trilliun/tahun, dari selisih jumlah Import yang dilakukan dengan riil kebutuhan Import. Sedangkan dari Alokasi angaran yang dialokasikan untuk 46,1 Kl dengan nilai Rp. 69,150 T/tahun, Pemerintah mendapatkan keuntungan mencapai Rp. 30 T. pertahun dengan kebutuhan riil yang hanya mencapai Rp. 69, 120. T. jadi total keuntungan pemerintah dibalik Alasan tersebut, mencapai Rp. 31, 5 T.

Artinya, alasan dengan berbagai justifikasi (Pembenaran) yang disampaikan oleh Pemerintah tersebut hanya omong kosong dan pembodohan semata terhadap Rakyat. Persoalan utama yang menyebabkan tidak sebandingnya kebutuhan konsumsi dengan jumlah produksi minyak dalam negeri, ialah karena 70 persen ladang minyak produktif milik Indonesia konsesinya dikuasai oleh perusahaan asing seperti Exxon Mobil, Shell, BP, Chevron dan Conocco Phillips, dan Indonesia masih harus membeli minyak terhadap perusahaan-perusahaan tersebut dengan harga minyak jadi, sementara Indonesia menjual dengan harga minyak mentah kepada mereka. Dengan kenyataan demikian, ya terang saja Indonesia tidak akan pernah mampu meningkatkan jumlah produksinya dan akan terus merugi akibat perbandingan harga (jual-beli) yang tidak sebanding.

Melimpahnya kekayaan alam Indonesia yang sudah tidak terbantahkan, didalamnya termasuk sumber daya minyak dan Energi, serta potensi-potensi energy terbarukan lainnya. Namun dibalik kekayaan dengan berbagai potensi tersebut, “salah satunya” isu lingkungan digunakan oleh pemerintah untuk memenuhi kepentingan monopoli asing dengan pengembang jutaan hektar sawit yang jelas merampas tanah rakyat. Negara bahkan telah menargetkan 20 juta Ha kebun sawit akan dikembangkan hingga tahun 2020. Hal tersebut secara lansung mengancam kedaulatan pangan (food soverignty) dan penghidupan seluruh rakyat Indonesia. Seluruh persoalan tersebut, hingga persolan pencabutan subsidi BBM saat ini adalah bukti ketergantungan dan tidak berdaulatnya Negeri ini ditengah krisis kapitalisme monopoli Internasional.

Penaikan harga BBM sebagai kebijakan yang disadari sangat mengancam penghidupan rakyat tersebut telah mendapatkan protes yang keras dan massif dari rakyat diseluruh Indonesia. Namun ditengah keresahaan Rakyat tersebut, tepat pada tanggal 17 Juni 2013 kemarin, di Gedung DPR RI partai-partai politik busuk yang menguasai gedung tersebut kembali memperlihatkan watak aslinya yang tidak berpihak kepada rakyat dengan menyetujui RAPBN-P 2013 untuk subsidi kenaikan harga BBM (yang dialihkan dalam bentuk konpensasi).

Rakyat dipertontonkan dagelan para elit politik busuk tersebut yang seolah-olah telah menjalankan proses demokrasi. Mereka memperlihatkan mekanisme sidang pembahasan RAPBN-P dengan mengambil “Voting Suara” sebagai jalan akhirnya sebagai wujud mekanisme yang demokratis, kemudian dengan semena-mena menyatakan keputusan tersebut sebagai representative dari suara rakyat. Sedangkan riuh suara gelombang aspirasi rakyat diluar gedung DPR RI dari sabang hingga merauke, yang menolak dengan keras rencana kenaikan harga BBM sama sekali tidak dihiraukan. Massa aksi bahkan dibubarkan secara pakasa dan brutal, dipukul dan ditembak dengan semena-mena oleh aparat.

Keputusan paripurna anggota dewan yang selalu melekatkan identitasnya sebagai “Wakil Rakyat” tersebut adalah sikap yang kedua kalinya (dalam isu BBM) menghkianati rakyat setelah tahun lalu (2012) menyerahkan kewenangan penaikan harga BBM ada ditangan Pemerintah secara penuh. Hal tersebut (disetujuinya APBN-P oleh DPR RI dan tindakan fasis rezim SBY-Boediono dalam menangani para demonstrasi dengan cara kekerasan) terus memperkuat bukti dan kenyataan bahwa pemerintah Indonesia dibawah kuasa SBY-Boediono adalah pemerintah yang Fasis, anti rakyat dan, sekaligus rezim penghamba yang paling setia kepada tuannya yaitu Imperialis AS.

Paska diputuskannya RAPBN-P 2013 tersebut, Pemerintah lansung dengan segera melakukan berbagai aksi dramatis “se-olah” menunjukkan simpatinya kepada rakyat. SBY-pun bersiul diatas podiumnya menyampaikan rencana untuk menetapkan kenaikan harga BBM pada tanggal 22 juni 2013. Kebijakan anti rakyat tersebut, tentu saja telah membuat rakyat semakin geram dan terus menumpahkan kemarannya. Hal tersebut terbukti bahwa hingga hari ini gelombang penolakan kenaikan harga BBM masih terus dilakukan diberbagai tempat, baik dipusat maupun  didaerah hingga ditempat yang paling terpelosok.

Dalam rangka untuk terus menolak rencana penaikan harga BBM tersebut, sekaligus untuk menanggapi Pernyataan Pemerintah dalam mengelabui Rakyat dengan berbagai alasan untuk tetap menjalankan kebijakan anti rakyat-nya, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Palangkaraya “Mengecam sikap kepala batu pemerintah” yang tetap Ngotot untuk menaikkkan harga BBM. Selain itu, FMN Cabang Palangkaraya bersama FMN dicabang-cabang lainnya disleuruh daerah akan kembali menyelenggarakan aksi demonstrasi secara serentak pada tanggal 21 dan 22 Juni, guna mendesak pemerintah untuk mengurungkan niat jahatnya untuk menaikkan harga BBM. Bersama ini, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Palangkaraya juga menyatakan sikap dan menuntut:

  1. Tolak Kenaikan Harga BBM
  2. Cabut UU Migas no. 22/2001, UU no. 11/1967 dan UU Penanaman Modal no. 25/2007 yang mengabdi pada imperialis !
  3. Turunkan Harga-harga Kebutuhan Pokok Rakyat
  4. Naikkan Upah Buruh, Pegawai Rendahan dan pekerja lainnya
  5. Hentikan Perampasan tanah dan Laksanakan Reforma Agraria Sejati
  6. Berikan jaminan kesejahteraan dan penuhi hak penghidupan rakyat lainnya
  7. Berantas korupsi dan sita hasil Korupsi untuk Rakyat
  8. Berikan Jaminan kebebasan Berorganisasi dan mengeluarkan pendapat bagi Rakyat
  9. Hentikan Komersialisasi pendidikan dan realisasi 20% anggaran pendidikan untuk rakyat


Bersama ini, kami juga mengajak kepada seluruh pemuda dan mahasiswa khususnya dan kepada seluruh rakyat yang ada di Palangkaraya pada umumnya untuk bersatu dan ambil bagian dalam aksi-aksi tersebut untuk bersama-sama “Menolak Penaikan harga BBM” dan melawan seluruh kebijakan anti rakyat lainnya. Aksi tersebut sekaligus untuk membongkar watak asli rezim fasis, hamba Imperialis SBY-Boediono serta para politisi dan partai politik (Parpol) busuk yang seolah-olah memihak kepada rakyat.

Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Jayalah perjuangan Rakyat!

Palangkaraya, 21 Juni 2013
Front Mahasiswa Nasional (FMN)
Badan Pimpinan Cabang Palangkaraya


M. Fachrulryanor
Koordinator

Senin, 17 Juni 2013

                                                 Gerakan Mahasiswa (GERAM) Palangkaraya
(FMN, GMNI, HMI, PMII, KAMMI, GMKI, PMKRI, KNPI-Kota Palangkaraya, BEM UNPAR, DEMA STAIN, HIMABARUT, BOM-BK, HIMAPAKAT)
Contact Person: M. Fachrulryannor (0821-4887-2340), Jimmy (0852- 4901-7271)

20 (Dua Puluh) Orang anggota DPRD Kalimantan Tengah, tandantangani pernyataan sikap “Tolak Kenaikan harga BBM”
22 Orang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah Menandatangani pernyataan sikap penolakan kenaikan harga BBM.
Rencana penaikan harga Bahan Bakar Minak (BBM), yang rencananya akan ditetapkan hari ini (17 Juni 2013), mendapatkan tentangan keras dari berbagai kalangan diseluruh Indonesia. Rakyat di berbagai daerah bahkan telah melakukan penyikapan atas rencana tersebut sejak beberapa pekan sebelumnya.

Hari ini (Senin, 17 Juni 2013), seperti halnya masyarakat diberbagai daerah lainnya, Aliansi mahasiswa yang menghimpun berbagai organisasi kemahasiswaan di Palangkaraya-Kalimantan Tengah, yakniGerakan Mahasiswa (GERAM) Palangkaraya, hari ini juga telah menggelar aksi Demonstrasi untuk menolak rencana penaikan harga BBM tersebut. GERAM Memulai Aksinya dari dalam kampus (Student Center-SC) sejak pukul 07.30, kemudian melakukan Kompoi Motor menuju Kantor Disnakertrans pada pukUl o8.00, selanjutnya ke kantor dewan perwakilan rakyat daerah Kalimantan tengah (DPRD-KALTENG).

Didepan kantor DPRD Kalteng, massa aksi melakukan mimbar bebas dan meminta dialog dengan anggota Dewan. Respon yang cukup lamban oleh Anggota dewan, sempat memicu kemarahan massa sehingga nyaris bentrok. Massa kemudian kembali tenang dan tertib setelah DPRD menyepakati untuk Dialog.

Berhubung Anggota dewan sedang melakukan rapat Paripurna, massa kemudian hanya ditemui oleh Wakil Ketu DPRD-KALTENG, Ketua Komisi A, Ketua dan Sekretaris Komisi B (). Sedangkan Ketua dewan tidak bisa hadir karena sedang berobat, ungkap Wakil Ketua DPRD.

Dalam dialog bersama Anggota Dewan, masing-masing perwakilan organisasi massa yang tergabung dalam GERAM kemudian meyampaikan pandangan dan pernyataan sikapnya atas rencana kenaikan BBM. Perwakilan massa yang mengikuti dialog juga mendesak kepada DPRD Kalteng untuk menandatangani pernyataan sikap “penolakan kenaikan harga BBM” yang kemudian akan di Fax-kan kepada DPR RI dan Pemerintah.

Terkait dengan tuntutan tersebut, seluruh anggota dewan yang ikut berdialog dengan massa aksi menyatakan sikapnya “100% Menolak Kenaikan harga BBM dan mendukung demonstrasi yang dilakukan oleh GERAM”. Wakil ketua DPRD dan Ketua Komisi A dan B juga menemani perwakilan seluruh Organisasi mendatangi ruang siding paripurna, guna meminta dukungan dan penandatangann pernyataan sikap penolakan kenaikan harga BBM tersebut. Massa aksi berhasil mendapatkan tanda tangan dari seluruh anggota dewan yang hadir dalam sidang paripurna, sebanyak 22 Orang. Pernyataan sikap dan tandangan yang diperoleh tersebut kemudian di fax ke kantor Sekretaris Negara dan DPR RI.

Sebelum dialog ditutup, Wakil Dewan juga menyatakan DPRD akan mengirimkan surat resmi kepada DPR RI dan Pemerintah melalui Sekretariat Negara,  sebagai tindak lanjut dari pernyataan sikap dan tanda tangan yang sudah di Fax tersebut.

Selepas dari kantor DPRD, Massa aksi kemudian melanjutkan Aksinya di bundaran Besar Kota Palangkaraya, kemudian melakukan orasi secara bergantian. Koordinator Lapangan/Korlap (M. Fahrul Riannur) dalam Orasinya mengungkapkan, bahwa alasan-alasan yang disampaikan oleh Pemerintah sebagai dasar penaikan harga BBM hanyalah kebohongan semata.

Korlap yang Akrab dipanggil “Amang” ini juga menjelaskan, bahwa subsidi BBM yang menurut pemerintah membengkak akibat tingginya jumlah Import minyak (990 barrel perhari), kenyataannya diakibatkan kerana jumlah import yang dilakukan oleh pemerintah melebihi kebutuhan import sebenarnya (860 barrel/hari)Artinya, terdepat selisih angka yang “digelapkan” oleh pemerintah sebesar 130 ribu barrel/hari, dengan nilai US$.13 Jt/hari, samadengan Rp. 124,8 Milliar/hari atau Rp. 1, 498 Trilliun/tahun,Lanjut Amank.

Orator-orator lainnya juga menjelaskan bahwa, Anggaran subsidi BBM yang disampaikan oleh pemerintah untuk 46,7 Kl. Senilai 69, 150 T. ternyata melebihi kebutuhan biaya Import yang sebenarnya mencapai 69,120 T. Artinya bahwa, Mark up jumlah import dan pembengkakan jumlah anggaran tersebut, pemerintah sudah mengantongi keuntungan sebesar 31, 7 T/Tahun. Sedangkan kompensasi yang diberikan kepada Masyarakat seperti BLSM, sama sekali tidak menjawab kebutuhan Rakyat, Ungkapnya.

Sebelum menutup Aksinya dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Presiden Mahasiswa UNPAR (Jimmy), kemudian membubarkan diri didepan kantor Disnaker, Korlap bersama massa aksinya menegaskan bahwa Aksi akan terus dilanjutkan dalam waktu-waktu berikutnya untuk melawan setiap kebijakan pemerintah yang anti terhadap Rakyat#.

Senin, 17 Juni 2013
Redaksi: Ali Wardana (Kord. FMN Palangkaraya)

Foto-foto Terkait:




















Rabu, 05 Juni 2013

FRONT MAHASISWA NASIONAL (FMN)
"Organisasi Massa Mahasiswa Demokratis Nasional Berwatak Patriotis, Demokratis dan Militan"

Sejarah Singkat
Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah sebuah organisasi massa mahasiswa yang lahir atas dialektika (Perkembangan) sejarah dan situasi objektif yang ada dalam setiap perkembangannya. Perjalanan FMN telah dirintis sejak tahun 1990an, dimana pada saat itu upaya pemberangusan gerakan Rakyat terjadi begitu keras oleh Diktator Orde Baru (Soeharto), tidak terkecuali terhadap Gerakan Mahasiswa yang dikekang dengan kebijakan yang sampai saat ini dikenal dengan “Normalisasi Kebijakan Kampus dan Badan Koordinasi Kampus (NKK-BKK)”. Meski demikian, dengan berbagai bentuk ancaman, terror dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Rezim saat itu tidak pernah menyurutkan semangat Rakyat untuk terus membangun persatuan dan mengembangkan diri untuk melakukan perlawanan secara kolektif, begitu pula gerakan Pemuda dan Mahasiswa dengan ciri khususnya yang dinamis dan aktif serta kemampuan analisisnya yang tajam selalu menjadi topangan gerakan rakyat disektor lainnya.

Semangat persatuan dan perlawanan Mahasiswa saat itu tampak dari Eksisnya berbagai Organisasi pemuda dan mahasiswa yang terus melakukan pengorganisiran dan perlawanan, meskipun sebagian besar dilakukan dengan cara terturtup. Hal tersebut juga tampak dari munculnya berbagai Organisasi mahasiswa diberbagai daerah yang kian massif. Itulah yang dikemudian hari menjadi Embrio lahirnya FMN yang terus meluas dan semakin solid melalui Komunikasi Intensif dan pertemuan-pertemuan tingkat kota hingga Nasional. Melalui pertemuan nasional yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1997 kemudian terbentuk sebuah jaringan nasional dengan nama “Forum Komunikasi Mahasiswa Nasional (FKMN)” sebagai identitas dari pokja yang dibangun.

Ide dan inisiatif maju terus bermunculan dari internal Jaringan melalui pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang dibangun untuk menyatukan diri dan melakukan penilaian atas perkembangan pekerjaan dan situasi kongkrit dimasing-masing daerah. Peretemuan-pertemuan tersebut kemudian membuahkan hasil yang semakin maju, dimana pada tahun 2000, FKMN berkembang menjadi sebuah organisasi mahasiswa nasional dengan nama Forum Mahasiswa Nasional. Sejak itu FMN terus melakukan perluasan dan melakukan pembenahan di Internal organisasi, membangun komite-komite organisasi dari tingkat pusat (nasional) hingga kampus dan mulai menggunakan identitas FMN dalam perjuangan politik organisasi.

Deklarasi FMN
Setelah melalui proses dan perjalanannya yang cukup panjang, akhirnya di tahun 18 Mei 2003 FMN dideklarasikan menjadi organisasi massa mahasiswa nasional lewat acara Kongres Pendirian Organisasi (founding Congress) di Balai Rakyat Utan Kayu-Jakarta. Dalam momentum bersejarah tersebut,  hadir 700 anggota FMN dari berbagai kota dan kemudian 740 orang anggota mengikuti aksi Nasional perdana FMN di Jakarta. Melalui forum kongres pendirian tersebut pula terjadi peralihan nama dari Forum Mahasiswa Nasional menjadi Front mahasiswa Nasional. Acara Funding Congress tersebut, kemudian ditetapkan sebagai hari lahir FMN yaitu tanggal 18 Mei 2003 yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh jajaran anggota disetiap levelan Organisasi.

Paska Funding Congress di Jakarta, FMN Menentukan garis Politiknya yang “Anti Imperialisme, Anti Feodalisme dan Anti Kapitalisme Birokrat” melalui Kongres I yang diselenggarakan di Bandar Lampung pada Bulan Mei tahun 2004 bertepatan dengan Hari lahir FMN yang ke-2. Dengan berbagai pelajaran penting dan berharga yang diraih selama dua tahun, baik secara teori maupun praktek bagi terciptanya Ormas Mahasiswa, dua tahun kemudian diselenggarakan kembali Kongres II, pada bulan September 2006 di Bandung dengan semangat meneguhkan diri sebagai Organisasi Massa Mahasiswa dengan karakter perjuangan Demokrasi Nasional. Gerakan pembetulan demi pembetulan atas organisasi terus dilakukan dan ditancapkan untuk meneguhkan langgam kerja dan merapikan pekerjaan-pekerjaan organiasasi, mencakup wilayah politik dan organisasi.

Dengan memahami bahwa persoalan sektoral yang dihadapi oleh Mahasiswa maupun Pemuda secara umum tidak terlepas dari persoalan rakyat disektor lainnya, FMN terus menghubungkan dan terlibat aktif dalam perjuangan rakyat disektor lainnya (buruh, tani, kaum miskin kota, dan kaum perempuan) untuk memperjuangkan hak-hak demokratisnya serta untuk terus memperluas dan memperkuat semangat pengabdian kepada Rakyat. Sehingga pada Kongres ke-III di Mataram pada Bulan Maret 2009, selain terus menegaskan Garis Politik dan Organisasinya, Memperkuat dan memperluas Organisasi, FMN kembali meneguhkan diri sebagai Organisasi yang akan terus secara konsisten mendukung dan terlibat aktif dalam perjuangan Rakyat disektor lainnya.

Persebaran Anggota
Kini setelah  satu dasawarsa (10 tahun) berdiri, melalui berbagai dinamika atas maju-mundurnya Organisasi, FMN telah tersebar di 28 Kota dan Provinsi, yaitu di Medan, Palembang, Jambi, Lampung, Pontianak, Singkawang, Palangkaraya, Makasar, Palu, Bulukumba, Denpasar, Mataram, LOTIM, Kupang, Flores, Surabaya, Jombang, Malang, Bojonegoro, Purwokerto, Wonosobo, Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung. Dengan semangat kemandirian dan penlayanan terhadap Massa, FMN terus berupaya memperkuat dan mengembangkan diri dan terus tumbuh untuk memajukan perjuangan Massa baik secara kulitas maupun Kuantitas.

Ditingkat Internasional, FMN juga menjadi salah satu Anggota dari International League of People’s Struggle (ILPS) dengan Garis perjuangan Anti Imperialisme yang mengusung platform “Lawan Penjarahan dan Perang Imperialisme”. ILPS kini sudah memiliki lebih dari 300 organisasi Anggota yang tersebar di lebih dari 40 Negara. Melalui Kongres Internasional yang ke-4 yang di Selenggarakan di Philippine pada bulan Juli 2011 lalu, ILPS terus menegaskan Garis perlawanannya terhadap Imperialisme dan memperkuat organisasi, memperbesar keanggotaan dan memperluas pengaruh dan persatuan melawan Imperialisme. Melalui Kongres ILPS ke-4 Tersebut pula, FMN terpilih menjadi Anggota Komite Koordinasi Internasional (ICC) dikomisi pemuda dan Pendidikan untuk periode 2011-2014. Selain tergabung dalam ILPS, FMN juga menjadi salah satu Anggota Asia Pacific Students and Youth Association (ASA), sebuah organisasi yang menghimpun berbagai Organisasi Pemuda dan Mahasiswa di Kawasan Asia Pasifik. ASA juga terus berupaya memperluas jaringan dan keanggotaannya dengan aspirasi untuk membangun persatuan pemuda dan Mahasiswa skala Internasional. 

Garis Politik
Melalui perjuangan panjang yang mengorbankan jiwa dan raga para pejuang dan seluruh Rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah (Kolonial Belanda) hingga diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tentunya membawa harapan besar akan masa depan yang gemilang bagi Rakyat Indonesia. Namun persis paska Konferensi Meja Bundar (KMB), Indonesia kembali terjerumus dalam satu sistem dengan penghisapan yang tidak kalah kejamnya dari sistem jajahan colonial Belanda, yaitu Sistem “Setengah Jajahan dan setengah Feodal (SJSF)” yang ditandai dengan Eksisnya dua sistem yaitu Imperialisme yang semakin kuat menancapkan dominasinya dan Feodalisme yang juga semakin kuat melakukan penghisapan sebagai topangan akan dominasi Imperialisme. Sistem ini yang masih dan terus dipertahankan oleh penguasa telah menjebak Rakyat Indonesia kembali dalam kemiskinan dan penderitaan yang hebat serta keterbelakangan budaya yang kelam.

Dengan sistem tersebut, Indonesia tidak lagi dijajah dalam bentuk fisik, namun diganti dengan penjajahan secara halus yaitu melalui jeratan hutang yang memaksakan Indonesia harus menyerahkan seluruh kekeayaan Alam dan tenaga kerjanya terhadap kapitalis monopoli (Imperialisme) melalui topangan kuat Feodalisme yang tampak sebagai tuan tanah baru (baik yang tampak dalam perusahaan swasta, Individu, maupun oleh Negara secara lansung) yang terus melakukan monopoli atas tanah dalam skala luas, baik untuk perkebunan, pertambangan, Infrastruktur, Taman Nasional, dll. Dengan demikian, terang bahwa persoalan pokok rakyat Indonesia yang melahirkan berbagai persoalan lainnya adalah Persoalan Monopoli atas Tanah. Atas persoalan tersebut, maka Kontradiksi pokok bagi seluruh Rakyat Indonesia adalah “Imperialisme, Feodalisme dan, Kapitalisme Birokrat”.

Dengan kenyataan demikian, Front Mahasiswa Nasional (FMN) telah meneguhkan garis perjuangannya yang diyakini sebagai jalan keluar bagi Rakyat Indonesia adalah dengan menggencarkan perjuangan“Demokratis Nasional” yang berwatak Patriotis, Demokratis dan Militant sebagai manifestasi karakter perjuangannya yang anti Imperialisme, Anti Feodalisme dan Anti Kapitalisme Birokrat.

Program Perjuangan
Secara khusus FMN memperjuangkan Sistem Pendidikan Nasional yang “Ilmiah, Demokratis dan, Mengabdi Pada Rakyat”. Pendidikan Ilmiah maksudnya adalah Sistem pendidikan yang sesuai dengan Kenyataan Objektif Masyarakat Indonesia, baik dalam aspek penyelenggaraan, kurikulum dan orientasinya, yang bertujuan untuk terus memajukan taraf berfikir dan perkembangan Ilmu pengetahuan serta meningkatkan skill Masyarakat Indonesia untuk dapat mengubah keadaan objektif yang ada disekitarnya.Demokratis Artinya, Pendidikan yang diselenggarakan tanpa diskriminasi baik yang mengatasnamakan Ras, Agama, ekonomi ataupun karena faktor sosial lainnya dan dapat diakses secara luas oleh Seluruh Rakyat Indonesia. Selebihnya, Masyarakat Indonesia (Khususnya peserta didik) dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan dilingkungan pendidikan. Selain itu, sebagai wujud kongkrit akan adanya demokrasi, bebasnya pendidikan dari berbagai represifitas, intimidasi dan berbagai bentuk tindak kekerasan yang kerap terjadi dilingkungan pendidikan saat ini.

Selanjutnya, Mengabdi pada Rakyat Maksudnya adalah Pendidikan yang dapat diabdikan dan mampu menjawab persoalan Rakyat Indonesi baik secara ekonomi, Budaya maupun sosialnya. Secara umum, menyadari bahwa karakter masyarakat Indonesia yang hidup di Negeri Agraris, maka perspektif dan tujuan pendidikan harus dapat diorientasikan untuk membangun Industri Nasional sebagai topangan hidup dan jaminan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Selain Program Perjuangan secara Sektoral, FMN juga menjalankan program perjuangannya untuk mendukung perjuangan Rakyat Indonesi disektor lainnya, terutama kaum tani dan klas buruh sebagai komposisi masyarakat yang mayoritas di Indonesia. Mendukung perjuangan kaum tani untuk mempertahankan dan merebut haknya atas tanah, Saprodi pertanian dan hasil produksi yang berkualitas. Terhadap klas buruh, mendukung perjuangannya untuk melawan politik upah murah, PHK dan pemberangusan gerakan yang dilakukan oleh Rezim penguasa saat ini. demikian pula halnya terhadap Rakyat disektor lainnya atas berbagai persoalan yang dihadapinya. Kongkritnya bahwa tujuan didirikannya FMN secara sektoral adalah Memperjuangkan Hak Demokratis dan Hak-hak sosial dan ekonomi Mahasiswa. Secara umum untuk mendukung perjuangan rakyat dalam memperjuangkan hak sosial ekonomi dan demokratisnya untuk mewujudkan Masyarakat yang adail, Sejahtera dan Berdaulat.

Untuk mewujudkan tujuan perjuangan tersebut, FMN mengkongkretkan melalui usaha-usaha perjuangan yang akan diperjuangkan melalui organisasi. Berikut adalah Usaha-usaha perjuangan dengan tuntutan perjuangan jangka pendek untuk pemenuhan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa Indonesia dengan Garis umum Kampanye yang digencarkan saat ini yaitu “Hentikan Komersialisasi Pendidikan dan Lawan segala Bentuk Represifitas dan Tindak kekerasan disektor Pendidikan”. Usaha-usah perjuangan tersebut adalah:
  • Pendidikan gratis bagi seluruh rakyat Indonesia dan realisasikan anggaran 20 % dari APBN dan APBD untuk  pendidikan
  • Menuntut biaya kuliah murah
  • Hentikan Kenaikan SPP dan Penghapusan segala bentuk pungutan liar (Pungli)
  • Penolakan terhadap Undang-Undang No.12 Th 2012 (UU Pendidikan Tinggi)
  • Peningkatan fasilitas pendidikan di kampus
  • Kebebasan berpendapat dan berorganisasi dikampus dan Hentikan represifitas terhadap mahasiswa
  • Libatkan mahasiswa secara menyeluruh dalam menentukan kebijakan kampus
  • Transparansi pengelolaan dana operasional kampus
  • Tingkatkan kesejahteraan dosen, karyawan dan guru
  • Sediakan Lapangan pekerjaan bagi sarjana dan pemuda
  • Pemberantasan korupsi di dalam dunia pendidikan
  • Pemberantasan buta huruf 

Tugas Pokok FMN
Sebagai Organisasi massa mahasiswa demokratis nasional, selain secara konsisten mengkampanyekan persoalan pokok Pemuda dan Mahasiswa serta pendidikan secara umum dan berbagai persoalan rakyat lainnya secara Intensif, massif dan kontinyu, Tugas utama seluruh Anggota FMN adalah “Membangkitkan, Mengorganisasikan dan Menggerakan Massa Mahasiswa”. Hal tersebut didasarkan atas kenyataan bahwa perjuangan tidaklah dapat dijalankan sendiri-sendiri atau secara terpisah-pisah, maka tugas utama yang tidak boleh diabaikan oleh FMN dengan seluruh anggotanya adalah terus meningkatkan kesadaran massa, menyatukannya dalam satu barisan dengan pandangan dan sikap yang sama, kemudian bergerak dan berjuang bersama.

Bagaimana Bergabung Menjadi Anggota FMN?
Layaknya organisasi pada umumnya, cara bergabung menjadi anggota FMN adalah dengan mengajukan diri untuk bergabung menjadi anggota FMN baik melalui stand-stand penerimaan anggota yang dibuka secara luas ataupun menghubungi pengurus atau anggota FMN secara lansung dan mengajukan diri untuk bergabung, mengisi fomulir anggota, membayar uang pangkal dan meminta Untuk mendapatkan Pendidikan dan Pelayanan serta panduan-panduan organisasi lainnya.

Siapa saja yang bisa bergabung?
Karena FMN adalah Organisasi massa mahasiswa, maka yang dapat menjadi anggota FMN adalah seluruh Mahasiswa baik yang masih semester awal ataupun semester akhir. Batas keanggotaan FMN berlaku sampai dengan Maksimal 2 (Dua) tahun paska Wisuda. Secara spesifik, syarat utama menjadi Anggota FMN adalah:
  1. Masih terdaftar menjadi Mahasiswa baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta,
  2. Sepakat dengan Konstitusi dan Program perjuangan FMN,
  3. Membayar uang pangkal (Relatif) karena uang pangkal akan digunakan untuk pengadaan kartu Anggota dan Cetak Panduan Organisasi. Jadi besaran uang pangkal yang harus dibayar oleh setiap anggota baru disesuaikan dengan biaya cetak KTA dan Panduan Organisasi basis masing-masing.


Pemuda dan Mahasiswa Berjuang bersama Rakyat!

Duduk, diam dan pasrah dengan Ketertindasan adalah se-lemah-lemahnya Iman. Untuk itu, Mari kita Bangkit untuk Hak dan Masa depan kita, Belajar, Berorganisasi dan Berjuang Bersama.

Jayalah Perjuangan Massa!
Hidup Mahasiswa!
Jayalah Solidaritas Perjuangan Internasional!